Sabtu, 31 Agustus 2013

LAPORAN PENGAMATAN PENCEMARAN AIR
DI SUNGAI BAJANG DAERAH KEBONWARIS PANDAAN – PASURUAN.



Disusun Oleh :
1.      Anita Riyatul Hidayati
2.      Aprilia Nilamsari
3.      Citra Wulandari
4.      Devi Sulvia Estari
5.      Yessica Nancy Setiawan


PEMERINTAH KABUPATEN PASURUAN
DINAS PENDIDIKAN
UPT PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 PURWOSARI
Jl. Raya purwosari no. 134 purwosari – pasuruan 67172
Telp. (0343) 613747 fax. (0343) 614367

2012


KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “Pencemaran air dan dampaknya bagi kehidupan makhluk hidup” yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “Pencemaran air dan dampaknya bagi kehidupan makhluk hidup”. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tetapi memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada guru IPA sang penyusun yaitu Bapak Sugeng Mulyadi , S.TP yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang bagaimana cara kami menyusun karya tulis ilmiah.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih



Purwosari ,      April 2013


Penyusun 


DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar ................................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2         Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
1.3         Metode Penelitian ................................................................................................ 1
1.4         Tujuan Penelitian .................................................................................................. 1
1.5         Sistematika Penelitian .......................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1         Pengertian Pencemaran ........................................................................................ 2
2.2         Macam – Macam Pencemaran .............................................................................. 2
2.3         Sungai ................................................................................................................... 3
2.4         Biota air ................................................................................................................ 4
BAB III METODOLOGI
3.1         Pelaksanaan Penelitian ......................................................................................... 7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1         Hasil ..................................................................................................................... 8
4.2         Pembahasan .......................................................................................................... 8
BAB V PENUTUP
5.1         Kesimpulan ........................................................................................................... 9
Daftar Pustaka .................................................................................................................... iii
Lampiran ............................................................................................................................. iv



BAB I
PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang
Latar belakang dibuatnya makalah ini yaitu untuk mengerjakan tugas IPA ( Ilmu Pengetahuan Alam ) tentang pencemaran air dan dampaknya bagi kehidupan makhluk hidup, sudah kita ketahui bahwa pencemaran sangat berbahaya bagi kesehatan manusia diantaranya apabila dalam air yang tercemar kita mencoba meletakkan tangan kita maka secara tidak langsung tangan kita akan merasakan gatal maka dari itu makalah ini dibuat agar pembaca bisa mengetahui lebih dalam tentang pencemaran air dan dampaknya bagi kehidupan makhluk hidup.
1.2         Rumusan Masalah
a.    Bagaimana cara penanganan pencemaran air tersebut ?
b.    Bagaimana penelitian tentang pencemaran air ?
c.    Bagaimana dampak pada kesehatan manusia ?
d.   Apa saja yang bisa dilakukan untuk menanggulangi pencemaran air ?
1.3         Metode Penelitian
Metode penelitian yang kita gunakan dalam pembuatan makalah ini yaitu dengan menggunakan metode secara langsung dengan cara mengamati sungai bajang daerah Kebonwaris Pandaan – Pasuruan.
1.4         Tujuan Penelitian
a.    Agar pembaca dapat membedakan bagaimana keadaan air yg bersih dan sudah tercemar.
b.    Agar pembaca dapat mengetahui bahaya dari pencemaran air.
c.    Agar pembaca dapat mengetahui bagaimana cara menggulangi polusi.
1.5         Sistematika Penelitian
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
1.1          Latar Belakang
1.2          Rumusan Masalah
1.3          Metode Penelitian
1.4          Tujuan Penelitian
1.5          Sistematika Penelitian
Bab II Tinjauan Pustaka
2.1          Pengertian Pencemaran
2.2          Macam – Macam Pencemaran
2.3          Sungai
2.4          Biota air
Bab III Metodologi
3.1          Pelaksanaan Penelitian
Bab IV Hasil Dan Pembahasan
4.1          Hasil
4.2          Pembahasan
Bab V Penutup
5.1          Kesimpulan
Daftar Pustaka
Lampiran

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1         Pengertian Pencemaran
Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lngkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfingsi lagi sesuai dengan peruntukannya (UU Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).
Pencemaran dapat timbul sebagai akibat kegiatan manusia ataupun disebabkan oleh alam (misal gunung meletus, gas beracun). Ilmu lingkungan biasanya membahas pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas manusia, yang dapat dicegah dan dikendalikan.
Karena kegiatan manusia, pencermaran lingkungan pasti terjadi. Pencemaran lingkungan tersebut tidak dapat dihindari. Yang dapat dilakukan adalah mengurangi pencemaran, mengendalikan pencemaran, dan meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungannya agar tidak mencemari lingkungan.
Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran di sebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makluk hidup.
2.2         Macam - Macam Pencemaran
Macam pencemaran menurut tempatnya
a)    Pencemaran Tanah
Faktor-faktor yang mengakibatkan terjadinya pencemaran tanah antara lain pembuangan bahan sintetis yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme, seperti plastik, kaleng, kaca, sehingga menyebabkan oksigen tidak bisa meresap ke tanah. Faktor lain, yaitu penggunaan pestisida dan detergen yang merembes ke dalam tanah dapat berpengaruh terhadap air tanah, flora, dan fauna tanah.
Cara pencegahan dan penanggulangan pencemaran tanah, antara lain sebagai berikut.
1.    Sebelum dibuang ke tanah senyawa sintetis seperti plastik sebaiknya diuraikan lebih dahulu, misalnya dengan dibakar.
2.    Untuk bahan-bahan yang dapat didaur ulang, hendaknya dilakukanproses daur ulang, seperti kaca, plastik, kaleng, dan sebagainya.
3.    Membuang sampah pada tempatnya.
4.    Penggunaan pestisida dengan dosis yang telah ditentukan.
5.    Penggunaan pupuk anorganik secara tidak berlebihan pada tanaman.

b)   Pencemaran Air
Air yang tercemar dapat diketahui dari perubahan warna, bau, serta adanya kematian dari biota air, baik sebagian atau seluruhnya. Bahan polutan yang dapat menyebabkan polusi air antara lain limbah pabrik, detergen, pestisida, minyak, dan bahan organik yang berupa sisa-sisa organisme yang mengalami pembusukan. dapat dilihat melalui besarnya kandungan O2 yang terlarut. Ada 2 cara yang digunakan untuk menentukan kadar oksigen dalam air, yaitu secara kimia dengan COD (Chemical Oxygen Demand) dan BOD (Biochemical Oxygen Demand). Makin besar harga BOD makin tinggi pula tingkat pencemarannya. Polusi air yang berat dapat menyebabkan polutan meresap ke dalam air tanah yang menjadi sumber air untuk kehidupan sehari-hari seperti mencuci, mandi, memasak, dan untuk air minum. Air tanah yang sudah tercemar akan sulit sekali untuk dikembalikan menjadi air bersih. Pengenceran dan penguraian polutan pada air tanah sulit sekali karena airnya tidak mengalir dan tidak mengandung bakteri pengurai yang aerob. Penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan merupakan salah satu sumber pencemaran air. Pupuk dan pestisida yang larut di air akan menyebabkan eutrofikasi yang mengakibatkan ledakan (blooming) tumbuhan air, misalnya alga dan ganggang.
Cara pencegahan dan penanggulangan pencemaran air dapat dilakukan sebagai berikut:
1.    Cara pemakaian pestisida sesuai aturan yang ada.
2.    Sisa air buangan pabrik dinetralkan lebih dahulu sebelum dibuang ke sungai
3.    Pembuangan air limbah pabrik tidak boleh melalui daerah pemukiman penduduk. Hal ini bertujuan untuk menghindari keracunan yang mungkin terjadi karena penggunaan air sungai oleh penduduk.
4.    Setiap rumah hendaknya membuat septi tank yang baik.

c)    Pencemaran Udara
Pencemaran udara dapat bersumber dari manusia atau dapat berasal dari alam. Pencemaran oleh alam, misalnya letusan gunung berapi yang mengeluarkan debu, gas CO, SO2, dan H2S. Partikel-partikel zat padat yang mencemari udara di antaranya berupa debu, jelaga, dan partikel logam. Partikel logam yang paling banyak menyebabkan pencemaran adalah Pb yang berasal dari pembakaran bensin yang mengandung TEL (tetraethyl timbel). Adanya pencemaran udara ditunjukkan oleh adanya gangguan pada makhluk hidup yang berupa kesukaran bernapas, batuk, sakit tenggorokan, mata pedih, serta daun-daun yang menguning pada tanaman. Zat-zat lain yang umumnya mencemari lingkungan, antara lain:
1. Oksida karbon (CO dan CO2) dapat mengganggu pernapasan, tekanan darah, saraf, dan mengikat Hb sehingga sel kekurangan O2.
2. Oksida sulfur (SO2 dan SO3) dapat merusak selaput lendir hidung dan tenggorokan.
3. Oksida nitrogen (NO dan NO2) dapat menimbulkan kanker.
4. Hidrokarbon (CH4 dan C4H10), menyebabkan kerusakan saraf pusat.
5. Ozon (O3) menyebabkan bronkithis dan dapat mengoksidasi lipida.
Cara pencegahan dan penanggulangan terhadap pencemaran udara, antara lain sebagai berikut.
a.    Perlu dibatasi penggunaan bahan bakar yang menghasilkan CO.
b.    Menerapkan program penghijauan di kota-kota untuk mengurangi tingkat pencemaran.
c.    Memilih lokasi pabrik dan industri yang jauh dari keramaian dan pada tanah yang kurang produktif.
d.   Gas-gas buangan pabrik perlu dibersihkan dahulu sebelum dikeluarkan ke udara bebas.

d)   Pencemaran Suara
Polusi suara disebabkan oleh suara bising kendaraan bermotor, kapal terbang, deru mesin pabrik, radio, atau tape recorder yang berbunyi keras sehingga mengganggu pendengaran.
2.3         Sungai
Sungai merupakan salah satu sumber air tawar yang sangat penting untuk kehidupan manusia. Antara sungai, ekosistem lentik, ekosistem lotik, dan ekosistem lahan basah saling berhubungan. Di permukaan bumi ini habitat air tawar relatif sangat kecil dibandingkan dengan habitat lautan dan daratan, tetapi arti pentingnya dalam kehidupan manusia sangatlah besar. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:
a.       Merupakan sumber yang mudah didapat dan murah untuk keperluan rumah tangga dan industri.
b.      Komponen air tawar merupakan leher botol (bottle neck) dalam siklus hidrologi.
c.       Ekosistem air tawar bersama-sama dengan estuari merupakan sistem yang paling mudah dan termurah untuk pembuangan limbah tertier.
Sungai memiliki sifat yang unik diantaranya adalah sifat termal, yaitu dapat mengurangi perubahan suhu sehingga perubahan suhu dalam air terjadi sangat lambat daripada di udara. Sifat lain adalah oada kontinum sungai terjadi perubahan secara longitudinal dalam metabolisme komunitas, keragaman biotik dan ukuran partikel dari badan sungai ke muara sungai.
Sungai merupakan salah satu sumber air tawar yang penting dalam kehidupan. Manfaat sungai antara lain adalah sebagai tempat budidaya ikan, tempat rekreasi, untuk pengairan dan lain-lain. Sungai juga memiliki peranan penting bagi binatang dan tumbuhan yang terdapat di dalam perairan tersebut. Eksploitasi terhadap biota perairan yang terdapat di dalam sungai secara berlebihan dapat mengganggu kesimbangan ekosostem sungai. Kualitas dari sungai itu sendiri sangat ditentukan oleh faktor-faktor pembatasnya seperti suhu, pH, alkalinitas, CO2 , DO, kecepatan arus, densitas plankton, dan diversitas plankton.
Pembangunan yang semakin pesat ternyata juga memberikan dampak negatif terhadap kelestarian sungai. Seperti penebangan hutan secara liar menyebabkan air hujan yang turun tidak diserap dengan sempurna oleh tanah, sehingga seringkali mengikis permukaan tanah dan mengalir bersama aliran sungai yang akhirnya aliran sungai bermuara di danau dan dapat menimbulkan pengendapan lumpur dan pendangkalan danau. Jadi antara air sungai dan danau merupakan dua ekosistem air tawar yang sangat erat kaitannya. Limbah dari industri yang dibuang ke sungai, mengakibatkan sungai menjadi tercemar oleh bahan-bahan tercemar yang menyebabkan pertumbuhan gulma air yang sangat cepat yang dapat mengganggu biota perairan, karena biota air akan semakin sulit mendapatkan oksigen.
2.4         Biota Air
Biota air merupakan kelompok organisme baik hewan maupun tumbuhan yang sebagian ataupun seluruh hidupnya berada di perairan. Biota tersebut dapat berupa bentos, plankton atau nekton.Komponen biotik dapat memberikan gambaran mengenai kondisi fisika, kimia, dan biologi dari suatu perairan. Salah satu biota yang sering digunakan sebagai parameter biologi dalam menentukan kondisi suatu perairan adalah hewan makrobentos. Sebagai organisme yang hidup di perairan, hewan makrobentos sangat peka terhadap perubahan kualitas air tempat hidupnya sehingga akan berpengaruh terhadap komposisi dan kelimpahannya. Hal ini tergantung pada toleransinya terhadap perubahan lingkungan, sehingga organisme ini sering dipakai sebagai indikator tingkat pencemaran suatu perairan baik yang berasal dari point source pollution maupun diffuse source pollution.
Pencuplikan biota air untuk pengkoleksian dapat dilakukan dengan menggunakan jaring tangan atau jala surber pada perairan dangkal dan menggunakan Dredge untuk perairan dalam. Proses identifikasi sederhana dapat dilakukan dengan menggunakan kunci identifikasi biota air yang diterbitkan oleh Wetlands International Indonesia Program atau di laboratorium.
Pengamatan keberadaan biota air menghasilkan sebuah indeks yang dapat menjelaskan kualitas suatu perairan, nilai indeks ini sering juga disebut dengan Indeks Biotik. Salah satu metode yang sering dipakai untuk mengetahui indeks biotik adalah Biological Monitoring Working Party-Average Score Per Taxon (BMWP-ASPT). Sistem BMWP-ASPT mengelompokkan biota air menjadi 10 tingkatan (Scoring) bersadarkan kemapuannya dalam merespon pencemaran di habitatnya. Metode ini juga memperhitungkan keanekaragam jenis tertinggi yang dijumpai pada tinggakat kualitas air tertentu, sehingga dapat di bagi menjadi enam tingkat pencemaran.biota dengan mempertimbangkan kelompok-kelompok tertentu dengan tingkat pencemaran.


BAB III
METODOLOGI
3.1         Pelaksanaan penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 16 april 2013, dilakukan di sungai bajang daerah Kebonwaris Pandaan – Pasuruan.
Dari pengamatan yang kami lakukan polusi air dapat dilakukan dengan berbagai metode antara lain metode berdasarkan faktor fisika, metode berdasarkan faktor kimia, dan metode berdasarkan factor biologi.
Tetapi disini kami hanya melakukan pengamatan dengan menggunakan metode berdasarkan faktor fisika, dan metode berdasarkan factor biologi. Dari pengamatan menggunakan metode berdasarkan faktor fisika diperoleh keterangan yaitu bahwa aliran sungai bajang daerah Kebonwaris Pandaan – Pasuruan tergolong lancar. Sedangkan dangan menggunakan metode berdasarkan factor biologi diperoleh keterangan yaitu bahwa terdapat biota air di dalam sungai tersebut, antara lain : Serangga air, Ikan, Ular, lumut, cacing, yuyu, kecebong, sumpil, dan lain sebagainya.
Dari data yang diperoleh dari metode pengamatan yang telah dilakukan, menjelaskan bahwa aliran sungai bajang daerah Kebonwaris Pandaan – Pasuruan tergolong lancar, sehingga dapat dilihat dan dihubungkan dengan tingkat polusi air dan tidak terlalu berbahaya. Data tersebut juga diperkuat dengan mengindikasikan dari data sungai tersebut kami mengindikasikan sudah terjadi polusi pada air sugai tersebut tetapi tidak berlebihan yang diperoleh dengan menggunakan metode berdasarkan factor biologi, menjelaskan bahwa jumlah, susunan, serta keanekaragaman biota air yang ada di sungai tersebut masih tergolong lengkap, sehingga keberadaan diperairan mengindikasikan kondisi air yang cukup bersih, dapat dikatakan bahwa polusi air sungai bajang daerah Kebonwaris Pandaan – Pasuruan sudah terjadi akan tetapi biota air masih bias hidup di sungai tersebut di karenakan tidak terlalu bahaya polusi yang ada di sungai tersebut.


 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1         Hasil
Dari hasil pengamatan di sungai bajang daerah Kebonwaris Pandaan – Pasuruan.
Di dapat bahwa masih banyak biota air yang ada di sungai bajang daerah Kebonwaris Pandaan – Pasuruan. Diantaranya adalah cacing, ular, serangga air, yuyu, kecebong, dan sebagainya.
4.2         Pembahasan
Dalam pengamatan yang dilakukan di sungai bajang daerah Kebonwaris Pandaan – Pasuruan kita mendapatkan bahwa masih ada biota air yang tinggal di sungai tersebut. Akan tetapi ,di sungai bajang daerah Kebonwaris Pandaan – Pasuruan juga sudah ada limbah yang berasal dari rumah – rumah warga. Misalnya : kemasan dari makanan, air detergen, sisa – sisa makanan, dll maka itu membuktikan bahwa sungai tersebut sudah tercemar. Akan tetapi, dampak pencemaran pada sungai tersebut tidak terlalu besar sehingga biota air dapat tumbuh dan berkembang sebagaimana mestinya tetapi tidak seefektif sungai yang masih belum tercemar.


BAB V
PENUTUP
5.1         Kesimpulan
Pencemaran dapat timbul sebagai akibat kegiatan manusia ataupun disebabkan oleh alam. Air yang tercemar dapat diketahui dari perubahan warna, bau, serta adanya kematian dari biota air, baik sebagian atau seluruhnya. Bahan polutan yang dapat menyebabkan polusi air antara lain limbah pabrik, detergen, pestisida, minyak, dan bahan organik yang berupa sisa-sisa organisme yang mengalami pembusukan.
Dari pengamatan yang kami lakukan polusi air dapat dilakukan dengan berbagai metode antara lain metode berdasarkan faktor fisika, metode berdasarkan faktor kimia, dan metode berdasarkan factor biologi.
Dari pengamatan menggunakan metode berdasarkan faktor fisika diperoleh keterangan yaitu bahwa aliran sungai bajang daerah Kebonwaris Pandaan – Pasuruan tergolong lancar. Sedangkan dangan menggunakan metode berdasarkan factor biologi diperoleh keterangan yaitu bahwa terdapat biota air di dalam sungai tersebut, antara lain : Serangga air, Ikan, Ular, lumut, cacing, yuyu, kecebong, sumpil, dan lain sebagainya.


DAFTAR PUSTAKA

Di akses dari :
Di akses dari :
Di akses dari :

 LAMPIRAN

Yuyu                                                               Kecebong
Ular air                                                            Serangga air
Cacing